Renungan Harian – 27 Maret 2025
📖 Ayat Bacaan: Kejadian 22:1-14
"Lalu Ia berfirman: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’" (Kejadian 22:2)
Pendahuluan: Iman yang Diuji
Setiap orang percaya pasti akan mengalami ujian iman dalam hidupnya. Ujian tersebut bukan untuk menjatuhkan kita, tetapi untuk membentuk dan menguatkan kita. Abraham adalah salah satu contoh orang yang menghadapi ujian iman yang luar biasa—Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak, anak yang sangat ia kasihi. Bagaimana sikap Abraham? Ia tetap taat tanpa mempertanyakan perintah Tuhan. Dari kisah ini, kita belajar bahwa iman sejati adalah ketika kita percaya kepada Tuhan meskipun kita belum melihat hasilnya.
1. Tuhan Menguji untuk Membentuk Kita
Tuhan tidak menguji Abraham karena ingin menyakitinya, tetapi untuk melihat sejauh mana kesetiaannya. Dalam hidup kita, sering kali Tuhan mengizinkan berbagai ujian agar kita semakin bertumbuh. Jangan melihat ujian sebagai hukuman, tetapi sebagai kesempatan untuk naik ke level iman yang lebih tinggi.
2. Ketaatan Tanpa Syarat
Ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak, ia tidak membantah atau menunda-nunda. Ia segera berangkat ke gunung Moria. Ketaatan seperti ini menunjukkan bahwa Abraham benar-benar percaya kepada Tuhan. Kita juga harus belajar menaati Tuhan, bahkan ketika perintah-Nya terasa sulit.
3. Ketika Tuhan Meminta yang Paling Berharga
Bagi Abraham, Ishak adalah anugerah terbesar dalam hidupnya. Namun, Tuhan ingin melihat apakah Abraham lebih mengasihi berkat atau Sang Pemberi berkat. Kadang-kadang, Tuhan meminta kita untuk melepaskan sesuatu yang sangat kita cintai—bukan karena Dia ingin mengambilnya, tetapi untuk melihat apakah hati kita benar-benar berfokus pada-Nya.
4. Berjalan dengan Iman, Bukan dengan Penglihatan
Abraham tidak tahu bagaimana Tuhan akan menyediakan jalan keluar. Namun, ia tetap melangkah. Iman sejati adalah percaya kepada Tuhan meskipun kita tidak mengerti rencana-Nya sepenuhnya. Kita harus berani melangkah dengan iman, bukan hanya mengandalkan logika manusia.
5. Percaya Bahwa Tuhan Akan Menyediakan
Ketika Ishak bertanya, "Di manakah anak domba untuk korban bakaran?" Abraham menjawab, "Allah yang akan menyediakan." (Kejadian 22:8). Perkataan ini menunjukkan iman yang luar biasa. Kita juga harus percaya bahwa dalam setiap kebutuhan dan pergumulan, Tuhan akan menyediakan yang terbaik bagi kita.
6. Saat Terberat Adalah Saat Tuhan Paling Dekat
Abraham hampir mengorbankan Ishak ketika tiba-tiba malaikat Tuhan berseru dan menghentikannya. Ini menunjukkan bahwa saat kita merasa tidak sanggup lagi, justru saat itulah Tuhan paling dekat dengan kita. Dia tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri.
7. Pengorbanan yang Berbuah Berkat
Karena ketaatan Abraham, Tuhan memberkatinya dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya. Terkadang, kita harus melalui ujian sebelum menerima berkat besar. Jangan menyerah ketika menghadapi tantangan, karena berkat Tuhan sedang menanti di depan.
8. Belajar Melepaskan, Belajar Berserah
Salah satu pelajaran penting dari kisah ini adalah bahwa Abraham belajar untuk melepaskan sesuatu yang paling berharga baginya. Dalam hidup kita, ada saatnya kita juga harus belajar berserah kepada Tuhan. Ketika kita menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya, Dia akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih indah.
9. Tuhan Menyediakan di Waktu yang Tepat
Ketika Abraham hampir mempersembahkan Ishak, Tuhan menyediakan seekor domba sebagai gantinya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu tepat waktu dalam menolong kita. Mungkin saat ini kita sedang menunggu jawaban Tuhan, tetapi percayalah, Dia tidak pernah terlambat.
10. Iman Abraham Menunjuk kepada Yesus
Kisah Abraham dan Ishak adalah gambaran tentang kasih Tuhan kepada kita. Sama seperti Ishak yang hampir dikorbankan, Yesus benar-benar dikorbankan di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Ini adalah bukti kasih Tuhan yang terbesar.
11. Jangan Takut Memberi yang Terbaik untuk Tuhan
Sering kali kita takut memberi yang terbaik kepada Tuhan karena merasa khawatir kehilangan sesuatu. Namun, jika kita memberi dengan iman, Tuhan pasti akan menggantikannya dengan berkat yang lebih besar.
12. Setiap Ujian Iman Pasti Berujung pada Kemenangan
Setelah melewati ujian ini, Abraham tidak kehilangan Ishak, tetapi justru mendapatkan berkat yang lebih besar. Demikian juga dalam hidup kita, setiap ujian iman yang kita lewati akan membawa kita pada kemenangan yang lebih besar.
13. Jangan Mengandalkan Pengertian Sendiri
Jika Abraham hanya mengandalkan pengertiannya sendiri, ia pasti tidak akan sanggup melakukan perintah Tuhan. Kadang-kadang, kita juga terlalu mengandalkan logika kita sendiri. Tuhan ingin kita belajar percaya kepada-Nya, bukan hanya mengandalkan pemahaman kita sendiri.
14. Kesetiaan dalam Hal Kecil Membawa kepada Hal Besar
Karena Abraham setia dalam ujian ini, Tuhan mempercayakan janji besar kepadanya. Kita juga harus belajar setia dalam hal-hal kecil agar Tuhan bisa mempercayakan hal-hal yang lebih besar kepada kita.
15. Kesimpulan: Percayalah, Tuhan Akan Menyediakan!
Kisah Abraham mengajarkan kita bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang lebih baik. Jika kita taat dan percaya kepada-Nya, kita tidak akan pernah kecewa. Tuhan yang telah menyediakan bagi Abraham, juga akan menyediakan bagi kita.
Doa:
"Tuhan, ajarku untuk memiliki iman seperti Abraham. Aku mau percaya dan taat kepada-Mu, bahkan ketika aku tidak mengerti rencana-Mu. Aku percaya bahwa Engkau akan menyediakan segala sesuatu dalam hidupku. Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin."
Percayalah, Tuhan sedang bekerja dalam hidupmu! 🙏✨