Kasih sebagai Hukum Terutama
1. Kasih dalam Hukum Allah
Dalam ajaran Kristen, kasih adalah inti dari seluruh hukum Allah. Yesus menegaskan bahwa kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama adalah hukum terutama yang menjadi dasar seluruh ajaran Taurat dan para nabi.
- Matius 22:37-40 – "Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.’"
A. Kasih kepada Allah
Mengasihi Allah berarti menempatkan Dia sebagai yang terutama dalam hidup, menaati perintah-Nya, dan hidup dalam hubungan yang intim dengan-Nya.
- Ulangan 6:5 – "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu."
- Yohanes 14:15 – "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
B. Kasih kepada Sesama
Kasih kepada sesama bukan hanya mencakup orang-orang yang dekat dengan kita, tetapi juga mencakup musuh dan mereka yang berbeda dari kita.
- Lukas 6:27 – "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu."
- 1 Yohanes 4:20 – "Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta."
Kasih kepada sesama diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti mengampuni, membantu yang membutuhkan, dan hidup dalam damai dengan orang lain.
2. Kasih sebagai Penggenapan Hukum Taurat
Kasih bukan hanya hukum terutama, tetapi juga penggenapan seluruh hukum Taurat. Rasul Paulus menegaskan bahwa kasih mencakup seluruh kewajiban moral yang diperintahkan Allah.
- Roma 13:8,10 – "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun, selain daripada saling mengasihi; sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat... Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat."
Kasih melampaui sekadar kepatuhan terhadap aturan; kasih adalah motivasi utama dalam setiap perbuatan baik.
3. Kasih sebagai Ciri Khas Murid Kristus
Yesus menekankan bahwa kasih adalah tanda utama yang membedakan pengikut-Nya dari dunia.
- Yohanes 13:34-35 – "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Kasih yang diajarkan Yesus bukan sekadar emosi, tetapi pengorbanan dan kesetiaan yang nyata, seperti yang Dia tunjukkan di kayu salib.
4. Kasih yang Bersumber dari Allah
Kasih sejati bukan berasal dari manusia, tetapi dari Allah sendiri, karena Allah adalah kasih.
- 1 Yohanes 4:7-8 – "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."
Tanpa kasih dari Allah, manusia tidak mampu mengasihi dengan sempurna. Roh Kudus bekerja dalam hati orang percaya untuk menghasilkan kasih yang sejati.
5. Kasih sebagai Buah Roh
Kasih adalah buah pertama yang disebutkan dalam daftar buah Roh dalam kehidupan orang percaya.
- Galatia 5:22-23 – "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."
Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus akan selalu mencerminkan kasih kepada Allah dan sesama.
Kesimpulan
Kasih adalah hukum terutama yang mencerminkan karakter Allah. Mengasihi Allah berarti menaati perintah-Nya, dan mengasihi sesama berarti hidup dalam pengorbanan, pengampunan, dan kebaikan. Kasih bukan hanya hukum yang harus ditaati, tetapi juga bukti nyata dari kehidupan yang telah diubahkan oleh Tuhan
Posting Komentar