DEWASA ROHANI: DARI SUSU KE MAKANAN KERAS

 


Dewasa Rohani: Dari Susu ke Makanan Keras

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk bertumbuh dalam iman dan mencapai kedewasaan rohani. Seperti seorang anak yang mulai dari susu hingga akhirnya bisa mengonsumsi makanan keras, demikian juga perjalanan rohani kita yang seharusnya terus berkembang seiring waktu. Ibrani 5:12-14 mengajarkan kita tentang pentingnya pertumbuhan rohani yang berkelanjutan, di mana kita diminta untuk tidak lagi terjebak dalam kebutuhan rohani yang dasar seperti susu, tetapi untuk beralih kepada makanan keras yang memungkinkan kita bertumbuh lebih dalam dalam iman.

1. Pentingnya Pertumbuhan Rohani

Sebagai bayi rohani, kita memulai dengan hal-hal dasar dalam kehidupan iman, seperti memahami kasih Tuhan, pengampunan, dan keselamatan melalui Yesus Kristus. Namun, seiring berjalannya waktu, kita seharusnya mulai bertumbuh dan mengerti lebih dalam tentang hal-hal yang lebih kompleks, seperti prinsip-prinsip moral, pengertian akan kehendak Tuhan dalam hidup kita, dan bagaimana kita dapat berkontribusi dalam membangun kerajaan-Nya.

1 Korintus 3:2 mengatakan, "Aku memberi kamu susu, bukan makanan keras, karena kamu belum dapat memakannya; bahkan sampai sekarang pun kamu belum dapat memakannya." Ayat ini menggambarkan bahwa pada awalnya, orang percaya harus diberi ajaran dasar, tetapi tujuan akhirnya adalah mereka akan siap untuk menerima ajaran yang lebih dalam dan kompleks.

2. Makanan Keras: Pengertian yang Lebih Mendalam

Makanan keras adalah pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Tuhan yang menuntut kita untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya dalam berbagai aspek kehidupan. Makanan keras melibatkan pengertian yang lebih dalam tentang Firman Tuhan, pemahaman tentang panggilan hidup kita, serta tanggung jawab kita sebagai orang percaya dalam masyarakat dan dunia ini.

Makanan keras juga mencakup penerapan prinsip-prinsip kerajaan Tuhan dalam tindakan nyata. Ini termasuk hidup dalam kekudusan, mengampuni orang yang menyakiti kita, berani berdiri untuk kebenaran meskipun berhadapan dengan tantangan, serta melayani sesama dengan kasih yang tulus. Filipi 3:12-14 menunjukkan bagaimana kita harus terus mengejar tujuan tertinggi kita dalam Kristus, dan bagaimana proses ini memerlukan kedewasaan rohani.

3. Proses Pertumbuhan Menuju Kedewasaan Rohani

Proses pertumbuhan rohani tidak selalu mudah dan cepat. Seperti anak yang tumbuh dari susu ke makanan keras, pertumbuhan rohani membutuhkan waktu, kesabaran, dan usaha. Yakobus 1:4 mengingatkan kita bahwa, "Biarlah ketekunan itu menghasilkan buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh, tidak kekurangan suatu apa pun."

Pada setiap tahap pertumbuhan, kita akan menghadapi tantangan dan cobaan. Namun, melalui semua itu, kita belajar untuk mengandalkan Tuhan, memahami lebih dalam tentang karakter-Nya, dan semakin mencerminkan Kristus dalam hidup kita. Roma 5:3-4 mengajarkan kita bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, dan tahan uji menghasilkan pengharapan.

4. Ciri-Ciri Orang yang Dewasa Rohani

Orang yang dewasa rohani memiliki beberapa ciri khas yang membedakan mereka dari orang yang masih bayi rohani. Beberapa ciri-ciri tersebut adalah:

  • Kematangan dalam Pemahaman Firman Tuhan: Mereka tidak hanya tahu tentang Firman Tuhan, tetapi mereka mengerti dan mampu mengaplikasikan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Kematangan dalam Karakter: Orang dewasa rohani lebih mampu mengendalikan emosi dan bertindak dengan bijaksana. Mereka lebih sabar, lebih pemaaf, dan lebih rendah hati.

  • Kematangan dalam Tanggung Jawab: Mereka memahami tanggung jawab mereka sebagai anak-anak Tuhan dan berusaha untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya. Mereka tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga pada pelayanan kepada orang lain.

  • Kematangan dalam Menghadapi Ujian: Mereka tidak mudah goyah ketika menghadapi ujian atau cobaan, tetapi menghadapinya dengan iman dan pengharapan kepada Tuhan.

Ibrani 12:11 menyatakan, "Memang pada waktu itu tiap-tiap ganjaran tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita; tetapi kemudian ia memberi buah kebenaran yang memberikan damai sejahtera kepada mereka yang dilatih olehnya."

5. Tantangan Menuju Dewasa Rohani

Proses menuju kedewasaan rohani penuh dengan tantangan. Kita hidup dalam dunia yang penuh godaan dan kesulitan, yang kadang-kadang membuat kita ingin menyerah. Namun, kita diingatkan bahwa kedewasaan rohani bukanlah tentang menjadi sempurna, melainkan tentang terus maju dan berkembang dalam hubungan kita dengan Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita harus terus berjuang untuk meninggalkan perilaku dan pola pikir duniawi dan menggantinya dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Kolose 3:9-10 mengingatkan kita untuk "menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, yang terus-menerus diperbarui dalam pengetahuan menurut gambar dari Penciptanya."

6. Kesimpulan

Dewasa rohani adalah suatu perjalanan yang membutuhkan waktu, ketekunan, dan kesediaan untuk berubah. Dari susu hingga makanan keras, kita diajak untuk terus bertumbuh dalam iman dan pemahaman Firman Tuhan. Sebagai orang percaya, kita harus berusaha untuk menjadi pelaku Firman, menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari, dan terus mengejar kedewasaan rohani yang akan membawa kita semakin dekat dengan Kristus.

Efesus 4:14-15 mengingatkan kita untuk tidak tetap menjadi anak-anak dalam iman, tetapi tumbuh dan berkembang, sehingga kita menjadi "dewasa dalam Kristus," yang teguh dalam iman dan penuh kasih.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama