Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PECAHNYA GEREJA: SKISMA BESAR ANTARA GEREJA BARAT DAN TIMUR

 


Pecahnya Gereja: Skisma Besar antara Gereja Barat dan Timur

Skisma Besar (Great Schism) tahun 1054 adalah salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah Kekristenan. Peristiwa ini menyebabkan terpisahnya Gereja Barat, yang berkembang menjadi Gereja Katolik Roma, dan Gereja Timur, yang menjadi Gereja Ortodoks Timur. Skisma ini merupakan puncak dari perbedaan teologi, budaya, dan politik yang telah berkembang selama berabad-abad.


Latar Belakang Sejarah

  1. Perbedaan Geografis dan Budaya

    • Gereja Barat berpusat di Roma, berbicara dalam bahasa Latin, dan terpengaruh budaya Romawi.
    • Gereja Timur berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), menggunakan bahasa Yunani, dan mengadopsi tradisi budaya Helenistik.
    • Perbedaan ini menciptakan gaya pemikiran teologi dan liturgi yang berbeda antara keduanya.
  2. Pemisahan Politik

    • Pada tahun 395 M, Kekaisaran Romawi dibagi menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
    • Kekaisaran Barat runtuh pada abad ke-5, sementara Kekaisaran Timur tetap kuat hingga jatuhnya Konstantinopel pada 1453.
  3. Kekuasaan Kepausan vs Patriark

    • Gereja Barat mengakui otoritas penuh Paus Roma sebagai pemimpin tertinggi gereja.
    • Gereja Timur menganut struktur kolegial, dengan Patriark Konstantinopel dianggap sebagai "yang pertama di antara yang setara" (primus inter pares) di antara para patriark lainnya.

Akar Penyebab Skisma

  1. Perbedaan Teologi

    • Filioque Clause: Gereja Barat menambahkan frasa "dan dari Anak" (filioque) ke Kredo Nicea tanpa berkonsultasi dengan Gereja Timur.
      • Gereja Barat percaya bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak.
      • Gereja Timur tetap berpegang pada ajaran asli, bahwa Roh Kudus hanya berasal dari Bapa.
  2. Praktik Liturgi

    • Gereja Barat menggunakan roti tak beragi dalam perjamuan kudus, sementara Gereja Timur menggunakan roti beragi.
    • Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda terhadap tradisi liturgi dan teologi sakramen.
  3. Kebijakan Kekuasaan

    • Paus Roma menuntut supremasi universal atas seluruh gereja, yang ditolak oleh Patriark Konstantinopel dan gereja-gereja Timur lainnya.
  4. Pengaruh Politik

    • Konflik antara Kekaisaran Bizantium dan kerajaan-kerajaan Eropa Barat memperparah ketegangan antara dua gereja.
    • Penaklukan Muslim di Timur Tengah juga mempersulit komunikasi dan kerja sama antara kedua belah pihak.

Puncak Skisma Tahun 1054

  1. Insiden Ekskomunikasi

    • Pada 16 Juli 1054, utusan Paus Leo IX, Kardinal Humbert, menempatkan dokumen ekskomunikasi di altar Hagia Sophia, gereja utama di Konstantinopel.
    • Sebagai tanggapan, Patriark Konstantinopel, Michael Cerularius, mengekskomunikasi para utusan tersebut.
    • Ekskomunikasi ini secara resmi memisahkan Gereja Barat dan Timur.
  2. Ketegangan yang Tidak Terbendung

    • Walaupun perpecahan telah dirasakan sebelumnya, insiden ini menandai perpecahan resmi yang belum pernah dapat dipulihkan hingga hari ini.

Akibat Skisma Besar

  1. Dua Tradisi Utama Kekristenan

    • Gereja Katolik Roma: Dipimpin oleh Paus, dengan tradisi Latin dan struktur hierarkis yang kuat.
    • Gereja Ortodoks Timur: Menjaga tradisi Yunani dan kolegialitas dalam kepemimpinan gereja.
  2. Ketegangan Teologis dan Politik

    • Perpecahan ini memperburuk hubungan antara Kekaisaran Bizantium dan kerajaan-kerajaan Eropa Barat.
    • Ketegangan berlanjut dalam peristiwa seperti Perang Salib Keempat (1204), ketika Tentara Salib Barat menjarah Konstantinopel.
  3. Dialog Ekumenis

    • Upaya untuk memulihkan hubungan telah dilakukan, termasuk pertemuan bersejarah antara Paus Paulus VI dan Patriark Athenagoras pada 1965.
    • Ekskomunikasi tahun 1054 dicabut secara simbolis, tetapi perbedaan doktrin dan tradisi tetap ada.

Kesimpulan

Skisma Besar tahun 1054 adalah hasil dari akumulasi konflik teologis, budaya, dan politik yang berlangsung selama berabad-abad. Meski perpecahan ini memperkaya tradisi Kekristenan dengan keberagaman, perpecahan ini juga menjadi pengingat akan pentingnya dialog dan kesatuan di tengah perbedaan. Upaya rekonsiliasi terus dilakukan, tetapi Skisma Besar tetap menjadi salah satu peristiwa yang membentuk wajah Kekristenan hingga saat ini.

Posting Komentar

0 Komentar