Harta di Surga: Ajaran Yesus tentang Prioritas Kehidupan yang Kekal
Yesus mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan yang melampaui hal-hal duniawi. Dalam banyak pengajaran-Nya, Yesus menekankan pentingnya mengarahkan hati kepada harta di surga, yang abadi dan tidak akan hilang, dibandingkan dengan harta duniawi yang bersifat sementara. Firman ini menjadi panggilan bagi umat percaya untuk mengevaluasi prioritas hidup mereka dan fokus pada hal-hal yang bernilai kekal.
1. Harta Duniawi vs. Harta di Surga
a. Ketidakpastian Harta Duniawi
Yesus memperingatkan dalam Matius 6:19-20:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga."
- Harta Duniawi: Kekayaan materi di dunia mudah rusak dan tidak dapat bertahan selamanya.
- Harta di Surga: Nilai-nilai kekal seperti iman, kasih, dan perbuatan baik, yang disimpan sebagai warisan surgawi.
b. Hati Dimana Harta Berada
Yesus melanjutkan: "Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Matius 6:21).
- Fokus Hati: Apa yang kita anggap berharga akan memengaruhi pikiran, motivasi, dan tindakan kita. Jika fokus kita pada dunia, maka hati kita akan terikat pada hal-hal fana.
- Prioritas yang Benar: Yesus mengundang kita untuk menaruh hati pada kerajaan Allah dan kehendak-Nya.
2. Prinsip Mencari Harta di Surga
a. Mencari Kerajaan Allah Terlebih Dahulu
Dalam Matius 6:33, Yesus berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
- Kerajaan Allah sebagai Prioritas Utama: Orang percaya diajak untuk memprioritaskan hubungan dengan Tuhan dan hidup sesuai kebenaran-Nya.
- Janji Pemeliharaan: Ketika kita mengutamakan hal-hal rohani, Tuhan berjanji akan memenuhi kebutuhan jasmani kita.
b. Menggunakan Harta untuk Kepentingan Kekal
Yesus mengajarkan pentingnya menggunakan harta duniawi untuk tujuan yang kekal, seperti membantu orang miskin dan melayani sesama. Dalam Lukas 12:33, Dia berkata:
"Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah. Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak dapat habis."
- Memberi dengan Kasih: Menyediakan bagi mereka yang membutuhkan adalah tindakan yang menyenangkan Tuhan dan bernilai kekal.
c. Menjadi Pelayan yang Setia
Yesus menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan pentingnya kesetiaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepada kita (Matius 25:14-30).
- Kekayaan adalah Amanah: Kita adalah pengelola, bukan pemilik, dari harta duniawi.
- Penggunaan yang Bijaksana: Menggunakan harta untuk kemuliaan Allah mencerminkan iman yang hidup.
3. Contoh Yesus dan Orang Percaya
a. Teladan Yesus
Yesus sendiri menunjukkan bagaimana mengarahkan hidup pada hal-hal yang kekal:
- Dia hidup dengan sederhana, berfokus pada pelayanan, dan rela berkorban untuk keselamatan umat manusia.
- Salib menjadi bukti bahwa kasih dan ketaatan kepada Allah lebih penting daripada segala harta dunia.
b. Orang Muda yang Kaya (Matius 19:16-22)
Yesus menantang seorang muda kaya untuk menjual semua miliknya dan mengikuti-Nya. Namun, pemuda itu pergi dengan sedih karena hartanya terlalu berharga baginya.
- Pelajaran: Kekayaan dapat menjadi penghalang jika lebih dicintai daripada Allah.
- Pengorbanan: Mengikuti Yesus memerlukan komitmen untuk meninggalkan apa yang mengikat hati pada dunia.
c. Zakeus, Pemungut Cukai (Lukas 19:1-10)
Setelah bertemu Yesus, Zakeus berjanji untuk memberikan setengah dari hartanya kepada orang miskin dan mengganti kerugian yang pernah ia lakukan.
- Pertobatan yang Nyata: Pertemuan dengan Yesus mengubah prioritas hidup Zakeus dari mengumpulkan kekayaan duniawi menjadi hidup untuk kehendak Allah.
4. Harta di Surga: Warisan Kekal
a. Kehidupan Kekal
Harta di surga mencakup janji kehidupan kekal bersama Allah (Yohanes 3:16).
- Ini adalah warisan yang tak ternilai bagi mereka yang percaya dan setia kepada Yesus.
b. Mahkota Kehidupan
Dalam 2 Timotius 4:8, Rasul Paulus berbicara tentang mahkota kebenaran yang disediakan bagi mereka yang setia hingga akhir.
- Upah Kekal: Orang percaya akan menerima upah yang lebih besar daripada apa pun yang dapat diberikan dunia.
c. Sukacita di Hadirat Allah
Mazmur 16:11 mengatakan, "Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah." Hubungan intim dengan Allah adalah harta terbesar yang dapat dimiliki oleh umat percaya.
5. Kesimpulan: Hidup dengan Prioritas Kekal
Yesus memanggil kita untuk hidup dengan perspektif kekal, menaruh hati pada harta di surga daripada terikat pada dunia. Hidup yang diarahkan kepada Allah memberikan:
- Kedamaian dan Sukacita: Terlepas dari kondisi materi.
- Kepuasan Sejati: Dalam hubungan dengan Tuhan dan melayani sesama.
- Warisan Kekal: Kehidupan abadi bersama Allah.
Dengan menjadikan harta di surga sebagai prioritas, kita menunjukkan iman yang hidup, mengarahkan hidup untuk memuliakan Tuhan, dan meninggalkan warisan rohani yang berharga.
0 Komentar