Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BERJALAN DI ATAS AIR: MENGHIDUPI KEPERCAYAAN YANG TIDAK GOYAH

 

Berjalan di Atas Air: Menghidupi Kepercayaan yang Tidak Goyah

Peristiwa Yesus berjalan di atas air, yang dicatat dalam Matius 14:22-33, adalah salah satu mukjizat yang menakjubkan sekaligus penuh makna rohani. Mukjizat ini tidak hanya menunjukkan kuasa Yesus sebagai Anak Allah, tetapi juga mengajarkan kita tentang iman, keraguan, dan bagaimana kita dapat menghidupi kepercayaan yang tidak goyah dalam menghadapi badai kehidupan.


1. Kisah Yesus Berjalan di Atas Air

Setelah memberi makan lima ribu orang, Yesus menyuruh murid-murid-Nya berlayar ke seberang danau, sementara Ia sendiri naik ke gunung untuk berdoa. Saat malam tiba, perahu murid-murid diterpa angin kencang dan gelombang besar di tengah danau. Dalam situasi yang mencekam itu, Yesus mendatangi mereka dengan berjalan di atas air.

Para murid awalnya ketakutan, mengira Yesus adalah hantu. Namun, Yesus menenangkan mereka dengan berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:27). Petrus, dengan keberanian yang bercampur dengan keraguan, meminta Yesus mengizinkannya berjalan di atas air. Yesus memanggilnya, dan Petrus berhasil berjalan menuju Yesus, tetapi ketika ia mulai fokus pada angin dan ombak, imannya goyah, dan ia mulai tenggelam. Yesus segera mengulurkan tangan-Nya, menyelamatkannya, dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"


2. Pelajaran dari Kisah Ini

a. Iman yang Melampaui Logika

Berjalan di atas air adalah sesuatu yang mustahil menurut hukum alam. Namun, iman memungkinkan kita melakukan hal-hal yang tampaknya mustahil, karena iman memusatkan perhatian kita pada kuasa Allah, bukan keterbatasan manusia.

Yesus berkata dalam Matius 17:20:
"Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."

b. Fokus pada Yesus, Bukan Badai

Ketika Petrus memusatkan pandangannya pada Yesus, ia mampu berjalan di atas air. Namun, saat ia mulai memperhatikan angin dan ombak, rasa takut menguasainya, dan ia mulai tenggelam. Ini mengajarkan kita bahwa untuk mengatasi badai kehidupan, kita harus tetap fokus pada Yesus sebagai sumber kekuatan dan kedamaian kita.

c. Kerendahan Hati untuk Meminta Pertolongan

Ketika Petrus mulai tenggelam, ia berseru, "Tuhan, tolonglah aku!" (Matius 14:30). Teriakan ini adalah bentuk kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita membutuhkan Allah. Dalam situasi apa pun, tidak ada salahnya mengakui kelemahan kita dan meminta pertolongan Tuhan.

d. Yesus Selalu Ada untuk Menolong

Yesus tidak membiarkan Petrus tenggelam. Ia segera mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkannya. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam keraguan dan kelemahan, kasih dan kesetiaan Yesus selalu ada untuk memulihkan kita.


3. Bagaimana Menghidupi Kepercayaan yang Tidak Goyah

a. Miliki Hubungan yang Dekat dengan Tuhan

Seperti Yesus yang berdoa di atas gunung sebelum mukjizat ini terjadi, kita juga perlu memperkuat iman melalui doa dan hubungan yang intim dengan Tuhan.

b. Jangan Biarkan Ketakutan Menguasai

Ketakutan seringkali menjadi penghalang iman. Menghidupi kepercayaan yang tidak goyah berarti percaya bahwa Tuhan lebih besar daripada badai apa pun yang kita hadapi.

c. Percaya pada Janji Tuhan

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:27). Janji ini berlaku bagi kita hingga hari ini. Dalam setiap badai, Tuhan hadir bersama kita.

d. Bangkit Kembali Saat Jatuh

Seperti Petrus yang ditolong Yesus ketika tenggelam, kita juga dapat bangkit kembali dalam iman setiap kali kita jatuh. Kegagalan bukanlah akhir, tetapi kesempatan untuk belajar dan semakin percaya kepada Tuhan.


4. Refleksi dalam Kehidupan Sehari-Hari

  1. Apakah Saya Percaya pada Kuasa Tuhan?
    Renungkan apakah Anda lebih sering fokus pada masalah daripada percaya pada kuasa Tuhan untuk mengatasinya.

  2. Bagaimana Saya Menghadapi Badai Kehidupan?
    Apakah Anda tetap fokus pada Yesus atau justru teralihkan oleh kekhawatiran dan ketakutan?

  3. Adakah Langkah Iman yang Perlu Saya Ambil?
    Seperti Petrus yang melangkah keluar dari perahu, pikirkan langkah iman apa yang Tuhan panggil Anda untuk lakukan dalam kehidupan Anda.


5. Kesimpulan

Kisah Yesus berjalan di atas air dan mengundang Petrus untuk melangkah adalah gambaran yang indah tentang iman yang aktif, fokus pada Tuhan, dan keberanian untuk menghadapi badai kehidupan. Dalam setiap tantangan, Yesus mengingatkan kita untuk percaya kepada-Nya, tidak takut, dan terus melangkah meskipun ombak menghadang.

Mari kita menghidupi kepercayaan yang tidak goyah dengan fokus pada Yesus, karena bersama Dia, kita dapat menghadapi badai apa pun dan tetap teguh dalam iman.
Seperti tertulis dalam Ibrani 12:2:
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan."

Posting Komentar

0 Komentar