Header Ads Widget

Responsive Advertisement

RENUNGAN HARIAN - HIDUP SEBAGAI ALAT KEMULIAAN TUHAN



Renungan 02-12-2024: "Hidup Sebagai Alat Kemuliaan Tuhan"

Dalam Roma 12:1, Paulus menulis, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa hidup kita bukanlah milik kita sendiri, melainkan milik Tuhan yang telah menebus kita dengan harga yang mahal melalui darah Yesus.

Persembahan yang hidup berarti kita tidak hanya memberikan sebagian hidup kita kepada Tuhan, tetapi menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita—pikiran, tindakan, waktu, dan talenta—untuk memuliakan-Nya. Ini bukan tentang memberi Tuhan sisa-sisa dari apa yang kita miliki, tetapi tentang memberikan yang terbaik sebagai respons atas kasih-Nya yang luar biasa.

Banyak dari kita sering berpikir bahwa pelayanan kepada Tuhan hanya terjadi di gereja atau melalui aktivitas rohani tertentu. Namun, Roma 12:1 mengajarkan bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat menjadi ibadah jika dilakukan dengan hati yang benar dan untuk kemuliaan Tuhan. Cara kita bekerja, berbicara, dan memperlakukan orang lain adalah wujud nyata dari persembahan hidup kita.

Hidup sebagai alat kemuliaan Tuhan juga berarti menempatkan Dia sebagai prioritas utama. Dalam Matius 6:33, Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ketika kita menempatkan Tuhan di pusat hidup kita, segala sesuatu yang kita lakukan akan dipenuhi dengan tujuan dan makna.

Namun, menjadi alat kemuliaan Tuhan bukanlah tugas yang mudah. Dunia sering kali menarik kita dengan godaan yang membuat kita lupa akan panggilan kita sebagai anak-anak Tuhan. Kita perlu terus-menerus memperbarui pikiran kita dengan Firman Tuhan dan membangun hubungan yang intim dengan-Nya melalui doa.

Ada banyak contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang hidup untuk memuliakan Tuhan. Salah satunya adalah Daniel, yang tetap setia kepada Tuhan meskipun berada di tengah budaya yang tidak menghormati Allah. Kesetiaannya terlihat ketika ia menolak untuk menyembah raja dan memilih untuk tetap berdoa kepada Tuhan, meskipun itu berarti ia harus menghadapi bahaya di gua singa.

Hidup untuk memuliakan Tuhan juga berarti melayani orang lain dengan kasih dan kerendahan hati. Yesus sendiri memberikan teladan ini ketika Dia membasuh kaki murid-murid-Nya. Dia menunjukkan bahwa kebesaran dalam Kerajaan Allah terletak pada pelayanan, bukan kekuasaan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, ada banyak kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Saat kita bekerja dengan integritas, mengasihi keluarga kita, membantu sesama yang membutuhkan, atau berbagi kabar baik tentang Yesus, kita menjadi alat-Nya untuk menyatakan kasih dan kemuliaan-Nya kepada dunia.

Jangan pernah meremehkan dampak kecil yang bisa kita buat untuk Tuhan. Seperti seorang pelita yang menerangi ruangan gelap, hidup kita bisa menjadi cahaya bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Tuhan sering kali menggunakan hal-hal kecil untuk melakukan pekerjaan besar, seperti yang Dia lakukan dengan lima roti dan dua ikan yang memberi makan ribuan orang.

Hari ini, mari kita bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah hidup kita sudah menjadi persembahan yang hidup untuk Tuhan? Apakah setiap tindakan dan keputusan kita mencerminkan kasih dan kebenaran-Nya? Mari kita terus berjuang untuk hidup sebagai alat kemuliaan Tuhan, karena hanya dalam Dia, hidup kita menemukan tujuan sejati.

Doa:
Tuhan yang mulia, terima kasih atas kasih dan anugerah-Mu yang begitu besar dalam hidup kami. Ajarlah kami untuk menyerahkan seluruh hidup kami sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada-Mu. Bentuklah kami menjadi alat-Mu untuk memuliakan nama-Mu dan menyatakan kasih-Mu kepada dunia. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Posting Komentar

0 Komentar