Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENGARUH TEOLOGI JOHN KNOX TERHADAP GEREJA SKOTLANDIA

 


John Knox adalah salah satu tokoh utama dalam Reformasi Protestan di Skotlandia dan sangat berpengaruh dalam pembentukan identitas teologi dan struktur Gereja Skotlandia (Church of Scotland). Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai pengaruh teologi John Knox terhadap Gereja Skotlandia:


Latar Belakang John Knox

John Knox lahir sekitar tahun 1514 di Haddington, Skotlandia. Ia hidup pada masa pergolakan agama di Eropa akibat Reformasi Protestan yang dipelopori oleh Martin Luther, Jean Calvin, dan lainnya. Knox awalnya adalah seorang imam Katolik, tetapi ia kemudian terpengaruh oleh ajaran-ajaran Protestan, terutama oleh John Calvin di Jenewa. Knox menjadi pengikut Calvinisme, yang menekankan otoritas Alkitab, predestinasi, dan tata ibadah yang sederhana.

Teologi John Knox

Teologi Knox sangat dipengaruhi oleh Calvinisme, tetapi ia menyesuaikan ajaran itu dengan konteks Skotlandia. Beberapa poin utama dalam teologi Knox meliputi:

  1. Otoritas Alkitab
    Knox percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam kehidupan orang Kristen. Ia menolak tradisi gereja yang tidak berdasarkan Kitab Suci.

  2. Keselamatan melalui Iman
    Knox menekankan doktrin pembenaran oleh iman saja (sola fide). Menurutnya, manusia tidak dapat mencapai keselamatan melalui perbuatan baik, melainkan hanya melalui anugerah Allah.

  3. Penolakan Hierarki Gereja Katolik
    Knox menolak kepemimpinan gereja yang hierarkis seperti dalam Gereja Katolik Roma. Ia mendukung sistem presbiteri, di mana gereja dipimpin oleh para penatua (elders) dan dewan jemaat.

  4. Predestinasi
    Sejalan dengan Calvin, Knox percaya pada doktrin predestinasi, yaitu bahwa Allah telah menetapkan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang tidak.

  5. Tata Ibadah yang Sederhana
    Knox menolak penggunaan patung, lilin, dan ritual yang dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Ibadah di bawah kepemimpinannya lebih sederhana, dengan fokus pada khotbah, doa, dan nyanyian mazmur.


Peran John Knox dalam Gereja Skotlandia

John Knox kembali ke Skotlandia pada tahun 1559 setelah tinggal beberapa tahun di Jenewa. Saat itu, Skotlandia masih berada di bawah pengaruh Gereja Katolik dan kekuasaan Ratu Mary of Guise. Berikut adalah langkah-langkah Knox dalam membentuk Gereja Skotlandia:

  1. Reformasi Gereja Skotlandia (1559-1560)
    Dengan dukungan para bangsawan Protestan yang disebut Lords of the Congregation, Knox memimpin perlawanan terhadap Gereja Katolik. Perlawanan ini akhirnya menghasilkan Scottish Reformation Parliament pada tahun 1560, yang mengadopsi Confession of Faith (Pengakuan Iman) yang ditulis oleh Knox dan rekan-rekannya. Parlemen ini juga melarang misa Katolik dan menyatakan Protestanisme sebagai agama resmi Skotlandia.

  2. Pembentukan Sistem Presbiteri
    Knox memperkenalkan struktur gereja yang berdasarkan prinsip presbiteri. Dalam sistem ini, tidak ada paus atau uskup sebagai pemimpin tertinggi, melainkan gereja dipimpin oleh majelis jemaat yang terdiri dari pendeta dan penatua.

  3. Penyusunan Book of Discipline
    Knox menyusun First Book of Discipline (1560), sebuah panduan untuk tata kelola gereja, termasuk pendidikan dan kehidupan moral jemaat. Buku ini menjadi dasar organisasi Gereja Skotlandia.

  4. Book of Common Order
    Knox juga menyusun Book of Common Order (1564), yang berisi tata ibadah dan panduan doa. Buku ini menjadi standar ibadah Gereja Skotlandia.

  5. Pendidikan Kristen
    Knox percaya bahwa setiap orang harus dapat membaca Alkitab. Ia mendorong pendidikan universal di Skotlandia, termasuk pendirian sekolah di setiap paroki.


Pengaruh Knox terhadap Gereja Skotlandia

Teologi dan kepemimpinan Knox membentuk Gereja Skotlandia menjadi sebuah gereja nasional dengan ciri-ciri berikut:

  1. Calvinisme sebagai Dasar Teologi
    Gereja Skotlandia mengadopsi doktrin Calvinis sebagai fondasi teologi, yang tetap menjadi bagian penting dari identitasnya hingga saat ini.

  2. Sistem Presbiteri
    Sistem presbiteri yang diperkenalkan Knox menjadi model kepemimpinan yang unik dan berbeda dari gereja-gereja Protestan lainnya. Model ini memungkinkan partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan gereja.

  3. Penekanan pada Pendidikan
    Gereja Skotlandia, berkat pengaruh Knox, menjadi pelopor dalam pendidikan universal di Skotlandia. Hal ini memberikan dampak besar terhadap tingkat melek huruf dan pengaruh agama dalam kehidupan masyarakat Skotlandia.

  4. Penolakan Ritual Katolik
    Gereja Skotlandia menghapus semua bentuk penyembahan yang dianggap tidak alkitabiah, seperti penggunaan patung, misa, dan doa kepada orang kudus.

  5. Revolusi Sosial dan Politik
    Kepemimpinan Knox tidak hanya berdampak pada agama, tetapi juga pada struktur sosial dan politik Skotlandia. Gereja menjadi pusat kehidupan masyarakat, dan prinsip-prinsip Protestan memengaruhi kebijakan pemerintah.


Warisan Knox di Skotlandia

Warisan John Knox tetap hidup dalam Gereja Skotlandia hingga hari ini. Gereja ini dikenal sebagai Kirk, dan masih memegang teguh prinsip-prinsip Calvinis yang diperjuangkan oleh Knox. Selain itu, pengaruh Knox juga meluas ke gereja-gereja Reformasi di seluruh dunia, termasuk Gereja Presbiterian di Amerika Serikat.

Namun, pengaruh Knox tidak lepas dari kontroversi. Gaya kepemimpinannya yang keras sering kali dianggap otoriter, dan pandangannya yang sangat anti-Katolik menimbulkan ketegangan di masyarakat. Meskipun demikian, kontribusinya dalam membentuk identitas agama dan budaya Skotlandia tidak dapat disangkal.


Kesimpulan

Teologi John Knox memainkan peran kunci dalam membentuk Gereja Skotlandia menjadi gereja yang berakar pada ajaran Alkitab dan tradisi Calvinis. Melalui ajarannya tentang otoritas Alkitab, sistem presbiteri, dan kesederhanaan ibadah, Knox memberikan dasar yang kuat bagi Gereja Skotlandia. Reformasinya tidak hanya mengubah wajah agama di Skotlandia, tetapi juga meninggalkan warisan yang berdampak pada gereja-gereja di seluruh dunia.

Posting Komentar

0 Komentar