Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KONSEP KERAJAAN ALLAH DALAM KHOTBAH YESUS DAN IMPLIKASINYA BAGI GEREJA MODERN

 

1. Pengantar Konsep Kerajaan Allah adalah tema sentral dalam khotbah Yesus selama pelayanan-Nya di dunia. Istilah ini muncul berkali-kali dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) serta menjadi inti dari pesan Yesus tentang keselamatan, pertobatan, dan pemulihan hubungan antara manusia dan Allah. Bagi Yesus, Kerajaan Allah bukan hanya tentang tempat fisik melainkan realitas rohani yang sudah hadir namun akan datang dengan kepenuhan-Nya.

Dalam konteks ini, memahami Kerajaan Allah sangat penting bagi gereja modern agar dapat hidup sesuai dengan ajaran Kristus dan merefleksikan prinsip-prinsip Kerajaan Allah di dunia masa kini.


2. Konsep Kerajaan Allah dalam Khotbah Yesus

a. Definisi Kerajaan Allah

Kerajaan Allah dapat diartikan sebagai pemerintahan atau kedaulatan Allah yang memerintah atas seluruh ciptaan-Nya. Bukan sebuah wilayah geografis, melainkan kondisi di mana kehendak Allah ditaati dengan penuh kasih, damai, dan keadilan. Dalam bahasa Yunani, Kerajaan Allah disebut Basileia tou Theou yang berarti pemerintahan ilahi.

Dalam khotbah-Nya, Yesus sering kali menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan sifat Kerajaan Allah agar lebih mudah dipahami oleh pendengar-Nya:

  • Perumpamaan biji sesawi (Markus 4:30-32): Kerajaan Allah mulai dari hal kecil namun bertumbuh besar.

  • Perumpamaan ragi (Matius 13:33): Kerajaan Allah memiliki pengaruh yang tersembunyi namun transformatif dalam kehidupan.

  • Perumpamaan harta tersembunyi dan mutiara (Matius 13:44-46): Nilai Kerajaan Allah jauh lebih berharga daripada harta duniawi.

b. Kerajaan Allah: Sudah Hadir namun Belum Sempurna

Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah sudah datang melalui kedatangan-Nya ke dunia, namun belum datang secara sempurna hingga kedatangan-Nya yang kedua kali (parousia). Ini dikenal sebagai konsep "already but not yet":

  • Sudah hadir: Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Markus 1:15).

  • Belum sempurna: Pada akhir zaman, Kerajaan Allah akan dinyatakan sepenuhnya di mana segala dosa, kejahatan, dan penderitaan akan dihapus (Wahyu 21:1-5).

c. Karakteristik Kerajaan Allah

Yesus menggambarkan Kerajaan Allah melalui berbagai karakteristik:

  1. Penuh Kasih dan Damai: Kerajaan Allah membawa shalom, kedamaian dan kasih di antara umat manusia.

  2. Prioritas bagi Orang Lemah: Yesus menekankan perhatian khusus kepada orang miskin, tertindas, dan yang disingkirkan (Matius 5:3-12, Lukas 4:18).

  3. Menuntut Pertobatan: Masuk ke dalam Kerajaan Allah membutuhkan pertobatan yang sejati (Markus 1:15).

  4. Kerajaan yang Kekal: Tidak seperti kerajaan dunia yang sementara, Kerajaan Allah bersifat kekal dan tak tergoncangkan (Lukas 1:33, Ibrani 12:28).

  5. Berpusat pada Kristus: Yesus sendiri adalah Raja dalam Kerajaan Allah, dan pengikut-Nya dipanggil untuk taat kepada-Nya sebagai Raja.


3. Implikasi Kerajaan Allah bagi Gereja Modern

a. Gereja Sebagai Manifestasi Kerajaan Allah

Gereja adalah alat Allah untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan-Nya di dunia. Sebagai tubuh Kristus, gereja harus memancarkan kasih, keadilan, dan damai sejahtera yang menjadi karakter Kerajaan Allah. Tugas gereja adalah:

  • Memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada segala bangsa (Matius 24:14).

  • Menjadi teladan dalam hal kasih dan kepedulian terhadap sesama (Yohanes 13:34-35).

  • Menjalankan pelayanan diakonia untuk membantu orang miskin, sakit, dan tertindas (Matius 25:40).

b. Pemulihan Relasi dengan Allah dan Sesama

Kerajaan Allah menekankan pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah serta antar sesama. Gereja modern dipanggil untuk:

  1. Mengutamakan Doa dan Penyembahan: Mengajarkan jemaat untuk hidup dalam ketaatan dan relasi yang intim dengan Tuhan.

  2. Membangun Perdamaian: Menjadi jembatan rekonsiliasi di tengah konflik sosial, politik, atau perpecahan dalam komunitas.

c. Kehadiran Gereja di Tengah Tantangan Dunia Modern

Dalam konteks dunia modern yang penuh tantangan seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan sekularisme, gereja harus menjadi terang dan garam (Matius 5:13-16). Beberapa peran penting gereja adalah:

  • Menghadirkan Keadilan Sosial: Memperjuangkan hak-hak mereka yang tertindas dan melawan ketidakadilan.

  • Pendidikan Moral dan Rohani: Mengajarkan nilai-nilai etika Kristen untuk membentuk karakter masyarakat yang mencerminkan Kerajaan Allah.

  • Teknologi dan Media: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan Injil dan nilai-nilai Kerajaan Allah.

d. Misi Gereja dalam Menghadirkan Kerajaan Allah

Yesus memberikan Amanat Agung kepada gereja-Nya, "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..." (Matius 28:19-20). Implikasi dari Kerajaan Allah bagi misi gereja antara lain:

  1. Penginjilan: Memberitakan Injil tentang Yesus Kristus sebagai jalan menuju Kerajaan Allah.

  2. Pengajaran: Membimbing jemaat untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

  3. Pelayanan Sosial: Mengangkat derajat hidup orang miskin, sakit, dan terlantar.

  4. Pembinaan Pemimpin Rohani: Menyiapkan pemimpin-pemimpin rohani yang setia dalam pelayanan.


4. Kesimpulan

Konsep Kerajaan Allah dalam khotbah Yesus bukan sekadar ajaran teologis, melainkan realitas yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Kerajaan Allah adalah pemerintahan ilahi di mana kasih, keadilan, dan damai sejahtera Allah dinyatakan. Yesus memulai Kerajaan ini melalui kedatangan-Nya, dan gereja modern dipanggil untuk melanjutkan karya ini di dunia.

Implikasi bagi gereja modern adalah menjadi manifestasi Kerajaan Allah dengan cara memberitakan Injil, memulihkan relasi, dan melayani dengan kasih. Gereja harus berdiri di garis depan dalam menghadirkan keadilan sosial, mendidik jemaat, serta menjadi terang dan garam di tengah dunia yang semakin gelap.

Dengan demikian, Kerajaan Allah bukan hanya harapan masa depan, tetapi realitas yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui iman dan perbuatan nyata dari gereja Tuhan.

Posting Komentar

0 Komentar