Keluaran Bangsa Israel: Allah yang Membebaskan Umat-Nya dari Perbudakan
Kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Alkitab. Peristiwa ini tercatat secara rinci dalam Kitab Keluaran di Perjanjian Lama. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Latar Belakang Perbudakan di Mesir
Setelah Yusuf, salah satu anak Yakub, diangkat menjadi penguasa kedua di Mesir, keluarga Yakub (atau Israel) pindah ke Mesir untuk menghindari kelaparan di tanah Kanaan. Awalnya, bangsa Israel hidup dengan damai dan mendapat perlakuan istimewa karena hubungan mereka dengan Yusuf. Namun, setelah Yusuf dan Firaun yang mengenalnya meninggal, muncul raja baru di Mesir yang tidak mengenal Yusuf (Keluaran 1:8).
Raja baru ini merasa terancam oleh pertumbuhan populasi bangsa Israel yang sangat pesat. Dia takut mereka akan menjadi terlalu kuat dan bersekutu dengan musuh untuk melawan Mesir. Oleh karena itu, Firaun memaksa bangsa Israel menjadi budak dan memberikan pekerjaan berat seperti membangun kota Pitom dan Raamses. Meskipun demikian, bangsa Israel terus bertambah banyak.
Firaun kemudian memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki Israel dengan cara dilempar ke Sungai Nil, tetapi membiarkan bayi perempuan hidup (Keluaran 1:22). Di tengah situasi inilah Musa lahir.
Musa: Pemimpin yang Dipilih Allah
Musa adalah seorang anak Israel yang selamat dari perintah Firaun karena ibunya menyembunyikannya selama tiga bulan. Ketika tidak dapat menyembunyikannya lagi, ibunya menaruh Musa di sebuah keranjang dan menghanyutkannya di Sungai Nil. Musa ditemukan oleh putri Firaun, yang kemudian mengadopsinya dan membesarkannya di istana sebagai seorang pangeran Mesir (Keluaran 2:1-10).
Setelah dewasa, Musa menyadari identitasnya sebagai seorang Israel. Ketika dia melihat seorang Mesir memukul seorang Israel, Musa membunuh orang Mesir tersebut dan melarikan diri ke tanah Midian untuk menghindari hukuman (Keluaran 2:11-15). Di Midian, Musa menikahi Zipora, putri imam Midian, dan bekerja sebagai gembala selama 40 tahun.
Pada suatu hari, ketika Musa menggembalakan ternak di Gunung Horeb, Allah menampakkan diri kepadanya melalui semak yang menyala tetapi tidak terbakar. Allah memanggil Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Awalnya, Musa ragu dan merasa tidak mampu, tetapi Allah meyakinkannya bahwa Dia akan menyertai Musa dan memberikan tanda-tanda mujizat untuk menunjukkan kuasa-Nya (Keluaran 3-4).
Sepuluh Tulah di Mesir
Musa dan Harun (saudaranya) kembali ke Mesir dan menyampaikan pesan Allah kepada Firaun: "Biarkan umat-Ku pergi, supaya mereka dapat beribadah kepada-Ku" (Keluaran 5:1). Namun, Firaun menolak dan malah memperberat pekerjaan bangsa Israel.
Allah kemudian mengirimkan sepuluh tulah sebagai bentuk hukuman atas penolakan Firaun. Setiap tulah menunjukkan kuasa Allah yang mengalahkan dewa-dewa Mesir. Berikut adalah sepuluh tulah tersebut:
Air Sungai Nil menjadi darah (Keluaran 7:14-24)
Semua air di sungai dan sumur berubah menjadi darah, sehingga orang Mesir tidak bisa minum air.Tulah katak (Keluaran 8:1-15)
Katak memenuhi seluruh negeri Mesir, masuk ke rumah, tempat tidur, dan dapur orang Mesir.Tulah nyamuk (Keluaran 8:16-19)
Nyamuk menyerang manusia dan hewan di seluruh Mesir.Tulah lalat pikat (Keluaran 8:20-32)
Lalat pikat memenuhi rumah-rumah orang Mesir, tetapi wilayah Gosyen (tempat tinggal bangsa Israel) terlindungi.Penyakit sampar pada ternak (Keluaran 9:1-7)
Semua ternak orang Mesir mati, tetapi ternak bangsa Israel tetap hidup.Tulah barah (Keluaran 9:8-12)
Barah yang menyakitkan muncul di tubuh manusia dan hewan Mesir.Tulah hujan es (Keluaran 9:13-35)
Hujan es yang dahsyat menghancurkan tanaman dan pohon di Mesir, tetapi wilayah Gosyen tetap aman.Tulah belalang (Keluaran 10:1-20)
Belalang menyerbu Mesir dan memakan semua tanaman yang tersisa setelah hujan es.Tulah gelap gulita (Keluaran 10:21-29)
Kegelapan tebal meliputi Mesir selama tiga hari, tetapi bangsa Israel memiliki terang di tempat tinggal mereka.Tulah kematian anak sulung (Keluaran 11-12)
Pada malam Paskah, semua anak sulung orang Mesir, termasuk anak Firaun, mati. Namun, bangsa Israel yang menandai pintu rumah mereka dengan darah anak domba Paskah dilindungi dari tulah ini.
Setelah tulah terakhir, Firaun akhirnya menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi.
Keluaran dari Mesir
Bangsa Israel meninggalkan Mesir dengan membawa banyak harta dari orang Mesir, seperti yang dijanjikan Allah (Keluaran 12:35-36). Namun, Firaun berubah pikiran dan mengejar mereka dengan pasukan berkudanya.
Di tepi Laut Merah, bangsa Israel merasa terjebak. Tetapi Allah membelah Laut Merah melalui Musa, sehingga bangsa Israel dapat berjalan di tanah kering. Ketika pasukan Mesir mencoba mengejar, Allah menutup kembali laut tersebut, menenggelamkan seluruh pasukan Firaun (Keluaran 14).
Perjalanan Menuju Tanah Perjanjian
Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel memulai perjalanan menuju Tanah Perjanjian, yaitu Kanaan. Di padang gurun, Allah menunjukkan pemeliharaan-Nya dengan menyediakan manna, burung puyuh, dan air. Dia juga memberikan hukum Taurat di Gunung Sinai sebagai pedoman hidup umat-Nya.
Pembebasan ini tidak hanya membebaskan bangsa Israel dari perbudakan fisik, tetapi juga memperkenalkan mereka kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berkuasa dan layak disembah. Peristiwa ini menjadi dasar Paskah, perayaan tahunan bangsa Israel untuk mengenang penyelamatan Allah.
Makna Teologis
Kisah keluaran mencerminkan karya penyelamatan Allah yang besar. Ini adalah gambaran dari pembebasan rohani yang dilakukan Yesus Kristus, yang membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Allah menunjukkan bahwa Dia setia kepada janji-Nya dan berkuasa atas segala sesuatu.
Dengan peristiwa ini, umat Israel tidak hanya menjadi bangsa yang merdeka tetapi juga dipanggil untuk menjadi umat Allah yang kudus, hidup seturut perintah-Nya, dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.
0 Komentar