Pandangan tentang sakramen merupakan salah satu aspek yang membedakan Katolik, Protestan, dan Ortodoks. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan pandangan tersebut:
1. Gereja Katolik
Pandangan Umum tentang Sakramen
Gereja Katolik memandang sakramen sebagai tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak kelihatan, yang ditetapkan oleh Kristus untuk memberikan rahmat. Katolik memiliki tujuh sakramen, yaitu:
- Baptisan
- Ekaristi (Perjamuan Kudus)
- Penguatan (Krisma)
- Pengakuan Dosa
- Pernikahan
- Tahbisan Imamat
- Pengurapan Orang Sakit
Ciri Khas Pandangan Katolik
Efikasi Sakramen
Sakramen dianggap efektif karena rahmat Tuhan bekerja melalui sakramen itu sendiri (ex opere operato). Hal ini berarti rahmat sakramen tidak bergantung pada kesalehan pelayannya, tetapi berasal dari kuasa Kristus.Keutamaan Ekaristi
Ekaristi dipandang sebagai "sumber dan puncak kehidupan Kristen." Gereja Katolik percaya pada doktrin transubstansiasi, yaitu roti dan anggur benar-benar berubah menjadi tubuh dan darah Kristus meskipun bentuk luarnya tetap sama.Keterlibatan Gereja
Sakramen hanya sah bila dilaksanakan oleh pelayan resmi Gereja (imam atau uskup) sesuai dengan tata cara liturgi yang diatur.
2. Gereja Protestan
Pandangan Umum tentang Sakramen
Protestan, sebagai hasil dari Reformasi abad ke-16, berbeda secara signifikan dalam pandangan mereka tentang sakramen dibandingkan dengan Katolik. Protestan umumnya hanya mengakui dua sakramen, yaitu:
- Baptisan
- Perjamuan Kudus
Ini didasarkan pada ajaran Yesus yang secara eksplisit memerintahkan kedua sakramen tersebut dalam Perjanjian Baru.
Ciri Khas Pandangan Protestan
Simbolisme Sakramen
Banyak denominasi Protestan memandang sakramen sebagai tindakan simbolis yang dilakukan untuk memperingati karya Kristus, bukan sebagai sarana yang secara langsung memberikan rahmat.Perbedaan Pemahaman tentang Perjamuan Kudus
- Lutheran: Martin Luther percaya pada konsekrasi nyata tubuh dan darah Kristus, meskipun tidak dengan konsep transubstansiasi seperti Katolik. Ia menyebutnya konsubstansiasi, di mana tubuh dan darah Kristus hadir "di dalam, dengan, dan di bawah" roti dan anggur.
- Reformed/Calvinis: John Calvin memandang Perjamuan Kudus sebagai kehadiran spiritual Kristus yang bekerja melalui iman, bukan kehadiran fisik.
- Evangelikal/Baptis: Banyak kelompok memandang Perjamuan Kudus hanya sebagai tindakan simbolis untuk mengenang pengorbanan Kristus (doctrine of memorialism).
Imamat Semua Orang Percaya
Tidak diperlukan imam khusus untuk melayankan sakramen. Siapa saja yang beriman dapat melakukannya, tergantung tata cara yang berlaku dalam komunitas gereja.
3. Gereja Ortodoks Timur
Pandangan Umum tentang Sakramen
Gereja Ortodoks Timur menggunakan istilah "misteri suci" untuk merujuk pada sakramen. Sama seperti Katolik, Ortodoks mengakui tujuh sakramen, tetapi fokus mereka lebih pada pengalaman spiritual dan mistis daripada definisi dogmatis.
Ciri Khas Pandangan Ortodoks
Pengalaman Misteri
Ortodoks menekankan bahwa sakramen adalah pertemuan misterius dengan Allah. Tidak semua aspek sakramen dapat dijelaskan secara logis; banyak yang harus diterima melalui iman.Pemahaman Ekaristi
Seperti Katolik, Ortodoks percaya bahwa roti dan anggur benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus, tetapi mereka tidak menggunakan istilah transubstansiasi. Fokus mereka adalah pada aspek mistis dari kehadiran Kristus.Pelaksanaan Liturgis
Sakramen dalam Ortodoks sangat erat kaitannya dengan liturgi gereja dan kehidupan komunitas. Tata cara pelaksanaan sangat diatur dan melibatkan banyak simbolisme, seperti penggunaan ikon, dupa, dan nyanyian.Penguatan (Krisma)
Dalam Ortodoks, Krisma (pengurapan dengan minyak) diberikan bersamaan dengan baptisan, termasuk kepada bayi.
Kesimpulan
Perbedaan utama dalam pandangan tentang sakramen antara Katolik, Protestan, dan Ortodoks terletak pada jumlah sakramen, pemahaman teologis tentang rahmat, dan tata cara pelaksanaan. Katolik menekankan keefektifan sakramen dalam menyampaikan rahmat, Protestan fokus pada iman individu, sementara Ortodoks memandang sakramen sebagai misteri ilahi yang menyatukan manusia dengan Allah.
0 Komentar