MAKNA KOLOSE 3 : 12



Kolose 3:12 dalam bahasa Yunani Koine dan transliterasinya:

Yunani Koine:
Ἐνδύσασθε οὖν, ὡς ἐκλεκτοὶ τοῦ Θεοῦ, ἅγιοι καὶ ἠγαπημένοι, σπλάγχνα οἰκτιρμοῦ, χρηστότητα, ταπεινοφροσύνην, πραΰτητα, μακροθυμίαν.

Transliterasi:
Endysasthe oun, hōs eklektoi tou Theou, hagioi kai ēgapēmenoi, splanchna oiktirmou, chrēstotēta, tapeinophrosynēn, praütēta, makrothymian.


Kolose 3:12 berbunyi, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.” Ayat ini adalah bagian dari nasihat Paulus kepada jemaat di Kolose mengenai cara hidup baru yang berpusat pada karakter Kristus. Dalam surat ini, Paulus menekankan bahwa sebagai orang percaya, jemaat telah meninggalkan kehidupan lama mereka dan mengenakan kehidupan baru dalam Kristus. Makna dari ayat ini adalah panggilan untuk mengenakan sifat-sifat yang mencerminkan kasih dan karakter Allah. Sebagai orang yang telah dikuduskan dan dipilih, orang Kristen diajak untuk hidup dengan sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran sebagai wujud nyata dari perubahan yang dihasilkan oleh iman mereka dalam Yesus.

Pertama, belas kasihan dalam Kolose 3:12 menekankan pentingnya hati yang peka dan peduli terhadap sesama. Paulus mendorong jemaat untuk hidup dengan empati, berusaha memahami dan mengasihi orang lain, terutama mereka yang berada dalam kesulitan atau kebutuhan. Belas kasihan bukan hanya perasaan simpatik, tetapi juga tindakan konkret untuk membantu dan mendukung sesama. Hal ini menggambarkan kasih Allah yang peduli terhadap umat-Nya dan mendorong orang Kristen untuk meniru sikap ini dalam hubungan mereka dengan sesama. Belas kasihan ini harus melampaui batasan diri dan mewujudkan pengampunan, penerimaan, serta kepedulian tanpa syarat.

Kemurahan hati adalah sikap berikutnya yang disebutkan oleh Paulus. Sifat ini menandakan kebaikan hati yang tulus dan melibatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Kemurahan hati adalah kualitas yang mendorong seseorang untuk berbagi, bukan hanya secara materi, tetapi juga dalam perhatian, waktu, dan penghiburan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam kemurahan hati, seorang Kristen mencerminkan Allah yang murah hati, yang memberi kepada umat-Nya tanpa pamrih. Sifat ini juga berarti menghindari keinginan untuk mendominasi atau memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi, melainkan berupaya untuk menjadi berkat bagi sesama.

Sikap kerendahan hati menekankan pentingnya merendahkan diri dan mengutamakan orang lain. Dalam budaya yang sering mengagungkan kesombongan dan keegoisan, Paulus mengajak jemaat untuk menunjukkan kerendahan hati sebagai bagian dari identitas baru mereka dalam Kristus. Kerendahan hati berarti mengakui kelemahan diri dan mengandalkan kekuatan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Paulus ingin agar jemaat tidak mencari pujian atau kehormatan, tetapi merendahkan hati dalam tindakan dan pikiran, mengingat bahwa Kristus sendiri telah memberi teladan dengan merendahkan diri-Nya hingga mati di kayu salib demi keselamatan umat manusia.

Kelemahlembutan adalah kualitas yang memancarkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi. Dalam Kolose 3:12, Paulus menasihatkan jemaat untuk menghadapi konflik dengan kelemahlembutan dan menghindari sikap kasar atau kekerasan. Kelemahlembutan ini menunjukkan karakter Kristus yang tidak cepat marah atau dendam, tetapi penuh kasih dan pengertian. Seorang Kristen yang memiliki kelemahlembutan mampu meredakan ketegangan dalam hubungan, memberikan penghiburan, dan menciptakan suasana damai. Kelemahlembutan juga mencerminkan ketergantungan kepada Tuhan dan kesadaran bahwa segala sesuatu ada dalam kendali-Nya.

Kesabaran adalah sikap terakhir yang ditekankan Paulus, yang menunjukkan kemampuan untuk bertahan dan tetap setia dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Kesabaran ini tidak hanya berarti menahan amarah atau frustrasi, tetapi juga berhubungan dengan ketekunan dalam mengasihi orang lain tanpa mudah menyerah, bahkan ketika menghadapi kesalahan atau kekurangan mereka. Paulus mengajarkan bahwa kesabaran adalah kunci untuk hidup dalam kasih, di mana kita bersedia menunggu pertolongan Tuhan dan membiarkan kasih-Nya bekerja dalam dan melalui kita.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama